(VII) Surat
Filemon
Papan dan
Kayu Lintang
Persatuan
Dan Kesatuan Yang Bertanggung Jawab
(Filemon 1:15-22)
Pembicara : Pdt. Soejadmono
Saudara dan saudari yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, tanpa terasa
kita sudah membahas kitab Filemon sebanyak 6 sesi. Sesi yang ke-7 ini merupakan sesi yang terakhir. Namun seperti yang kita
ketahui bersama bahwa Firman Allah tidak pernah habis untuk diuraikan karena sifat-Nya yg kekal. Seberapa banyak Roh Kudus
memberikan kemurahan-Nya, maka sampai di situlah penguraian yang bisa disampaikan oleh seorang manusia. Biarlah kita tetap
didorong oleh-Nya untuk menggali lebih dalam lagi dan terus mempraktekkan Firman Allah yang sangat luar biasa ini. Kita pun
harus menyadari bahwa kalau kita berbicara tentang tubuh Kristus, maka tidak ada seorang pun yang berani mengatakan bahwa
dia yang satu-satunya mendapat ilham tanpa dukungan, tanpa kerjasama dengan anggota tubuh yang lainnya. Itu sebabnya biarlah
kita tidak mengkultuskan seorang manusia pun dan semakin mengasihi hanya kepada satu pribadi yaitu Firman Allah yang merjadi
daging, yang bertabernakel di antara kita, Tuhan kita Yesus Kristus.
Di dalam pengajaran Tabernakel, surat Filemon benar-benar terkait dengan
Papan-Papan dan Kayu Lintang yang menunjukkan pada anak-anak Tuhan yang bersatu. Karena itu setelah beberapa kali kita mendalami
kitab Filemon maka kembali kita mengulas mengenai papan-papan dan kayu lintang sebagai berikut :
? Kayu
lintang artinya Tuhan Yesus dengan kelima lukanya mempersatukan orang-orang yang ditebusNya. Dia telah mempertanggung jawabkan
secara tuntas (Yoh 19:28,30)
? Papan-papan
artinya gereja Tuhan /orang-orang percaya yang dipersatukan, hendaknya berdiri teguh di dalam kasih (ditunjukkan
dengan tinggi papan-papan tersebut adalah 10 hasta yang meyatakan 10 hukum Kasih) di atas Korban Kristus (alas
perak) dan memiliki sifat perantara (ditunjukkan dengan lebar papan 1.5 hasta) dan kesucian Illahi
(kayu-kayu tersebut semuanya disalut emas) serta dipersatukan atas salib Kristus (kayu lintang) dengan
penuh tanggung jawab demi kesatuan tubuh Kristus. ( Baca : 1 Kor 12: 26-27; 2 Kor 11:29).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka tema sesi terakhir dalam Surat
Filemon ini saya sebut: Persatuan dan Kesatuan yang bertanggung jawab. Jadi, seperti Kristus berkorban dengan
penuh tanggung jawab, kita pun harus penuh tanggung jawab di dalam Kesatuan kita tersebut. Tidak sekedar omong persatuan dan
kesatuan tetapi wujud nyatanya tidak ada. Kita harus menjadi perantara yang mempersatukan Tubuh Kristus, bukan perantara untuk
memecah belah. Setiap anak Tuhan bertanggung jawab akan persatuan dan kesatuan karena tubuh Kristus bukan persoalan perorangan.
Filemon 1 : 15 - 22
Ayat 15
Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu, supaya
engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya.
Ayat 16
bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih dari pada hamba, yaitu
sebagai saudara yang kekasih, bagiku sudah demikian, apalagi bagimu baik secara manusia maupun di dalam Tuhan.
Ayat 17
Kalau engkau menggangap aku temanmu seiman, terimalah dia
seperti aku sendiri.
Ayat 18
Dan kalau dia sudah merugikan engkau ataupun berhutang padamu,
tanggungkanlah semuanya itu kepadaku.
Ayat 19
aku, Paulus, menjaminnya dengan tulisan tanganku sendiri:
Aku akan membayarnya…agar jangan kukatakan: "Tanggungkanlah semuanya itu kepadamu!"… karena engkau berhutang padaku,
yaitu dirimu sendiri.
Ayat 20
Ya saudaraku, semoga engkau berguna bagiku di dalam Tuhan:
Hiburkanlah hatiku di dalam Kristus!
Ayat 21
Dengan percaya kepada ketaatanmu, kutuliskan ini kepadamu.Aku
tahu, lebih dari pada permintaanku ini akan kaulakukan.
Ayat 22
Dalam pada itu bersedialah juga memberi tumpangan kepadaku,
karena aku harap oleh doamu aku akan dikembalikan kepadamu.
Jelas telah disebutkan dalam ayat-ayat tersebut bahwa semua
pihak bertanggung jawab dalam proses persatuan dan kesatuan tubuh Kristus. Kita akan meninjau beberapa pribadi yang terkait
dengan hal tanggung jawab tersebut, antara lain :
1. Rasul Paulus: berani menanggung resiko (ayat 18).
2. Filemon: menerima dan tidak lagi memperhitungkan hutang piutang
yang lalu.
3. Onesimus: membuktikan diri sebagai pribadi yang dulunya tidak
berguna menjadi sangat berguna bagi semua pihak.
Ad 1. Rasul Paulus
Mengapa rasul Paulus berani menanggung hutang Onesimus?
Di dalam Amsal 22:26 mengatakan:
Ayat 26
Jangan engkau termasuk orang yang membuat persetujuan, dan yang menjadi
penanggung hutang.
Ayat 27
Mengapa orang akan mengambil tempat tidurmu dari bawahmu, bila engkau
tidak mempunyai apa-apa untuk membayar kembali?
Namun rasul Paulus tahu bahwa dirinya juga berhutang nyawa yang telah
ditanggung oleh Yesus di atas salib (baca Kolose 2:13-14 bandingkan dengan 1 Tim 1:12-17). Dia yang dulunya merupakan kehidupan
yang berdosa, oleh korban Kristus dipersatukan kembali dengan Allah Bapa. Karena itu dia mau menempatkan diri sebagai perantara
yang membawa (membayar hutang) Onesimus untuk menyatu kembali dengan Filemon. Di atas telah disebutkan mengenai tanggung jawab
di dalam kesatuan dan persatuan, karena itu rasul Paulus telah memberikan wujud nyata dari sikap yang bertanggung jawab tersebut.
Persatuan dan Kesatuan itu akan hancur kalau kita tidak bertanggung jawab dalam banyak hal.
Rasul Paulus yakin dengan pertobatan dan keubahan hidup Onesimus yang
benar-benar dikerjakan oleh kuasa salib Kristus. Hal itu telah dibuktikan dengan kesetiaannya dalam melayani rasul Paulus
(Kolose 4:9, Filemon 1:11-13). Karena itulah rasul Paulus mau memberikan
surat rekomendasi. Meskipun memberikan surat rekomendasi memiliki resiko:
? Jika
kehidupan yang direkomendasikan sungguh-sungguh bertobat maka seluruh jemaat akan mengetahuinya dan nama Tuhan dipermuliakan.
? Namun
sebaliknya jika kehidupan yang direkomendasikan berubah setia (pura-pura bertobat) dan kembali pada sifat lamanya maka seluruh
jemaat bahkan kehidupan di luar jemaat (non Kristen) akan mengetahuinya sehingga nama Tuhan dipermalukan.
Rasul Paulus bersih dari segala macam hal yang merugikan orang lain
termsuk dalam hal hutang piutang, karena itu dia bisa menolong orang dalam kekurangan secara jasmani. (baca : Kis 20:33; 2
Kor 7:2; 6:3-4a,10 ; 12:17-18)
Sebagai seorang hamba Tuhan, dia rela menanggung beban orang lain juga
sampai pada masalah jasmani (baca Roma 15:1-7)
Ad 2. Filemon
Filemon juga "memiliki hutang" terhadap rasul Paulus yaitu hal keselamatan,
karena rasul Paulus telah membawa Injil Keselamatan padanya, sehingga Filemon dan keluarganya beroleh keselamatan. Sebab itu
rasul Paulus berani meminta Filemon untuk menerima dan mengampuni Onesimus (baca : Mat 18:21-35) dan rasul Paulus yakin bahwa
Filemon akan berbuat lebih dari yang dimintanya dan bersikap bertanggung jawab dengan tidak lagi memperhitungkan hutang
piutang yang lalu. Praktek kasih dari Filemon dan keluarganya juga jemaat yang ada di rumahnya terhadap Onesimus
demikian nyata.
Filemon 1 : 20 - 25
Ayat 20
Ya saudaraku, semoga engkau berguna bagiku di dalam Tuhan: Hiburkanlah
hatiku di dalam Kristus!
Ayat 21
Dengan percaya kepada ketaatanmu, kutuliskan ini kepadamu. Aku tahu, lebih dari pada permintaanku ini akan kaulakukan.
Ayat 22
Dalam pada itu bersedialah juga memberi tumpangan kepadaku,
karena aku harap oleh doamu aku akan dikembalikan kepadamu.
Ayat 23
Salam kepadamu dari Epafras, temanku sepenjara karena Kristus
Yesus,
Ayat 24
dan dari Markus, Aristarkhus, Demas dan Lukas, teman-teman
sekerjaku.
Ayat 25
Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus menyertai roh kamu!
Ad 3. Onesimus
Onesimus sebagai kehidupan yang tadinya berhutang baik secara
jasmani maupun rohani, namun kini tidak diragukan lagi bahwa dia telah bersih dari segala hutang piutang (telah dilunasi oleh
rasul Paulus di kemudian hari). Karena itu di dalam persatuan dan kesatuan tubuh Kristus, dia memiliki tanggung jawab untuk
membuktikan dirinya sebagai pribadi yang dulunya tidak berguna menjadi sangat berguna bagi semua pihak.
Kehidupan yang dulu mencuri, sekarang tidak lagi mencuri melainkan
bekerja keras untuk dirinya sendiri bahkan masih bisa memberi kepada yang lain ( Efesus 4:28). Jangan jadi kehidupan yang
tidak bekerja, karena akan menimbulkan tindakan yang negatif dan merugikan jemaat (baca : 2 Tes 3:10-15).
Ayat 11
Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang
tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna.
Jika seseorang tidak bekerja maka pasti mulutnya akan
berbicara banyak hal yang lain.
Ayat 12
Orang-orang yang demikian kami peringati dan nasehati dalam
Tuhan Yesus Kristus, supaya mereka tetap tenang melakukan pekerjaanya dan dengan demikian makan makanannya sendiri.
Ayat 13
Dan kamu, saudara-saudara,janganlah jemu-jemu berbuat apa
yang baik.
Ayat 14
Jika ada orang yang tidak mau mendengarkan apa yang kami
katakan dalam surat ini, tandailah dia dan jangan bergaul dengan dia, supaya ia menjadi malu,
Ayat 15
tetapi janganlah anggap dia sebagai musuh, tetapi tegorlah
dia sebagai seorang saudara.
Ini namanya tanggung jawab, bukan saja tanggung jawab tidak
mencuri lagi tetapi lebih jauh lagi adalah tanggung jawab untuk bekerja. Onesimus membuktikan bahwa dia tidak mencuri lagi
dengan bekerja. Kalau seorang cuma bertobat saja lalu tidak mempunyai satu pekerjaan yang positif untuk menandinggi yang negatif
yang dulu, maka seringkali tanpa sadar tabiat yang lama akan terulang karena dia nganggur (tidak bekerja). Kehidupan yang
tidak bekerja sering kali hanya banyak bicara dan menimbulkan banyak masalah serta merenggangkan persatuan dan kesatuan.
Dengan sungguh-sungguh melayani tuannya (bekerja), maka ajaran
Allah dimuliakan (Titus 2:9-10).
Onesimus juga mempunyai kewajiban untuk bertanggung jawab atas
pelunasan hutang yang dia terima dari Paulus. Sebenarnya setelah 'hutang dosa' kita dibayar lunas oleh darah Yesus ( 1 Korintus
6:19-20), kita masih memiliki hutang cinta, yaitu:
? Hutang
memberitakan Injil kepada sesama manusia (Roma 1:144-17)
? Hutang
kepada pimpinan Roh Kudus, dengan tidak lagi mengikuti keinginan daging (Roma 8:12-13)
? Hutang
melakukan kasih kepada sesama , antara lain sebagai berikut : jangan berzinah atau secara rohani melihat dan timbul keinginan,
jangan tamak, jangan mengingini milik sesama, jangan mencuri dsb , sebab kasih tidak melakukan yang jahat terhadap sesamanya
(Roma 13:8-10)
? Hutang
persembahan kepada orang miskin (Roma 15:25-27)
Dengan berakhirnya pembahasan dan pendalaman kita tentang surat Filemon
yang pendek ini maka persatuan dan kesatuan dalam tubuh Kristus, khususnya hamba-hamba Tuhan, para penatua, full-timer, sidang
jemaat dapat terealisasi di hari-hari mendatang dengan penuh tanggung jawab, sampai Tuhan datang kembali! Kasih
karunia Tuhan Yesus Kristus menyertai hati (roh) kita sekalian!
Amin.