(IV) Kitab Ezra
(Pakaian
Imam Besar)
Jumat, 24 Maret
2006
Oleh : Pdt.
Paulus Budiono
Syallom!
?Siapa yang (akan) kembali ke Yerusalem untuk membangun
Bait Suci Tuhan?? Ini memang suatu pertanyaan yang sulit dijawab oleh bangsa Israel pada waktu itu. Mereka telah ditawan 70
tahun di negeri orang dan mereka berada dalam situasi dan kondisi yang baik sekali (Yeremia 29 : 1 ? 14), namun ini perintah
dan anjuran Allah lewat raja Persia! Mungkin bagi orang Israel yang sudah tua dan pernah melihat bagaimana kemuliaan Tuhan
hadir di rumah Allah, bukanlah hal yang sulit untuk menjawab tantangan tersebut secara positif. Namun bagaimana dengan kawula
muda yang belum pernah melihat kenyataan tersebut secara langsung? Fakta berbicara bahwa pembangunan rumah Allah kembali digelar
karena Tuhan yang memerintahkan kepada bangsa Israel yang sudah cukup menjalani hukuman Allah selama 70 tahun. Mereka diminta
untuk kembali, dan fakta berbicara bahwa sebagian dari mereka kembali, namun sebagian enggan kembali. Maukah kita kembali,
maukah kita masuk dalam gerakan pembangunan rumah Allah? Sebab dalam Perjanjian Baru sangat jelas, bahwa kita itulah rumah
Allah; dan Efesus mengatakan: Kita sedang dibangun, disusun secara rapi untuk menjadi tempat kediaman Roh Allah. Di
situlah kemuliaan Tuhan dinyatakan, yaitu di dalam kesatuan tubuh Kristus. Karena itu kalau kita mempelajari kitab Ezra,
kita belajar untuk menyatukan diri dengan segala bahan-bahan yang dipersiapkan untuk pembangunan rumah Allah. Itu sebabnya
semakin kita meningkat mempelajari kitab Ezra, semakin hati kita merindu untuk menyatu satu dengan yang lain sebagai
bejana-bejana yang kudus, yang Tuhan persiapkan untuk pembangunan yang besar pada akhir zaman ini.
Ezra 1 :
5-8, 11
?Maka
berkemaslah kepala-kepala kaum keluarga orang Yehuda dan orang Benyamin, serta para imam dan orang-orang Lewi, yakni setiap
orang yang hatinya digerakkan Allah untuk berangkat pulang dan mendirikan rumah TUHAN yang ada di Yerusalem. Dan segala orang
di sekeliling mereka membantu mereka dengan barang-barang perak, dengan emas, harta benda dan ternak dan dengan pemberian
yang indah-indah, selain dari segala sesuatu yang dipersembahkan dengan sukarela.
Pula raja Koresy menyuruh mengeluarkan perlengkapan rumah TUHAN yang telah diangkut Nebukadnezar dari Yerusalem
dan yang ditaruhnya di dalam kuil allahnya. Koresy, raja Persia itu, menyuruh mengeluarkan semuanya itu di bawah pengawasan
Mitredat, bendahara raja, yang menghitung seluruhnya bagi Sesbazar, pembesar di Yehuda. Barang-barang emas dan perak itu seluruhnya
berjumlah lima ribu empat ratus. Semuanya itu dibawa oleh Sesbazar sewaktu orang-orang buangan itu dibawa pulang dari negeri
Babel ke Yerusalem.?
Orang yang hatinya digerakkan oleh Tuhan untuk kembali/pulang
dengan satu tujuan, yaitu untuk membangun kembali kaabah Allah/bait suci Tuhan (Ezra 1:3, 5). Ini harus kita ingat selama
kita mempelajari kitab Ezra ini, dengan pemikiran: ke manapun bangsa Israel kembali, tujuannya pasti ke Yerusalem dan
untuk membangun rumah Allah. Demikian juga dengan kita bangsa kafir, bahwa kita dipanggil untuk masuk dalam pembangunan sebagai
kehidupan yang mau dibangun menjadi rumah Allah, bukan yang lain. Kalau tidak, maka segala benda-benda ini akan menjadi tidak
berarti karena semua yang diberikan oleh orang-orang yang tergerak untuk membantu tersebut memang dikhususkan untuk membangun
rumah Allah kembali. Jadi dalam pemikiran, kita harus semakin melihat hidup kita ini dibangun menjadi rumah Allah; bukan saja
secara pribadi, tetapi secara global/secara keutuhan seluruh gereja-gereja di dunia, bahkan terkait dengan zaman mula-mula
(era Perjanjian Baru). Bangunan itu harus menjadi satu bangunan rumah Allah yang rohani, yang am. Dengan demikian kita akan
semakin tergairah untuk tidak menjadi egois. Kita harus memiliki suatu kerinduan pandangan yang lebih luas, bahwa pembangunan
yang di Israel secara fisik memang sangat terbatas hanya di Yerusalem, hanya di gunung Moria, dan hanya untuk bangsa Israel;
tetapi kalau kita mempelajari ini dan dikaitkan dengan Perjanjian Baru, itu berarti mencakup gereja secara am/utuh. Dari zaman
rasul-rasul sampai akhir zaman ini tetap menjadi satu proyek pembangunan rumah Allah. Ini sudah ditulis sejak abad-abad permulaan,
waktu rasul-rasul masih hidup. Yesus sendiri mengatakan: ?Rombak bait Allah ini, maka dalam tiga hari Aku akan bangunkan kembali.?
Maka bait Allah yang dikatakan Yesus tersebut adalah bait Allah yang dibangun oleh Ezra ini.
Yohanes 2
: 13-19, 21
?Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat,
Yesus berangkat ke Yerusalem.Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar
uang duduk di situ.
Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka
semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja
mereka dibalikkan-Nya.Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah
Bapa-Ku menjadi tempat berjualan." Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan
Aku."
Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda
apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?"
Jawab Yesus
kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan
Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri.?
Bait Allah yang disebut oleh Yesus ini sebenarnya menunjuk kepada tubuh-Nya. Bangunan itulah yang akan
segera dibangun oleh Ezra dan teman-teman yang lain, dan setelah itu terjadi maka terjadilah pembaharuan, pembetulan, dan
bahkan sampai pada zamannya Herodes, kaabah tersebut masih terus diselesaikan. Menurut sejarah, waktu itu kaabah tersebut
diperbaiki terus menerus supaya semakin baik selama 46 tahun, dan setelah ditambah lagi sampai tahun 63 sesudah Masehi, baru
selesai dibangun. Namun dalam tahun 70, kaabah tersebut dihancurkan oleh kaisar Titus. Jikalau kita perhatikan, maka Tuhan
berkata tentang bait-Nya demikian: ?Oleh sebab bait-Mu, hatiku menjadi terbakar?. Dalam bahasa yang lain dikatakan: Hati Yesus
sangat rindu/ingin terbakar/hangus karena memikirkan/cinta kepada rumah Allah. Di sini Tuhan tidak lagi berbicara
mengenai bangunan kaabah fisik, tetapi bangunan tubuh-Nya, itulah kita yang harus selalu mengalami suatu perbaikan/pembangunan
yang baik. Dalam kitab Ezra, raja Koresy memerintahkan bangsa Yahudi boleh kembali dengan tujuan utama membangun kembali
rumah Allah. Itulah kerinduan hati Tuhan, untuk menggenapi nubuat nabi Yeremia: ?Setelah 70 tahun, Aku akan memperhatikan,
Aku akan menolong, Aku akan membangun kembali.? Jadi pada waktu itu secara nyata dalam Yohanes 2 tadi, Yesus sebagai
Imam Besar, hati-Nya begitu ingin untuk melihat rumah Allah itu dibangun sebagaimana mestinya. Bukan untuk dikotori dengan
jual-beli/tukar-menukar uang, tetapi dibangun untuk suatu penyembahan. Penyembahan yang dicampur aduk dengan uang bukan penyembahan
yang murni! Tindakan itu sangat dibenci oleh Yesus, yang adalah Imam Besar.
Kitab Ezra dalam susunan Tabernakel terkena
dengan pakaian Imam Besar. Dalam susunannya, pasal 1-2, kemudian pasal 7-8, terkena tutup dada dari pakaian Imam Besar, yang
mempunyai 12 batu permata dan terukir nama kedua belas suku Israel. Dalam tutup dada ini juga terdapat Urim dan Tumim, dalam
pengajaran, itu merupakan hati dari Imam Besar yang meletakkan bangsa Israel secara utuh di dalam hati-Nya. Hati yg memiliki
kerinduan agar seluruh bangsa Israel boleh ikut membangun rumah Allah dan supaya di dalamnya ada pelayanan tahbisan imam-imam.
Tepat sekali kalau bangsa Israel digerakkan hatinya oleh Tuhan untuk kembali membangun rumah Allah karena itu merupakan keinginan
hati Allah waktu itu. Ini menunjuk pada keinginan Allah Bapa! Dalam Yohanes 2, itu kerinduan Yesus, yang
adalah Imam Besar untuk membangun rumah Allah. Ini menunjuk pada keinginan Allah Anak! Itu juga merupakan keinginan
Allah Roh Kudus, untuk membangun kita menjadi rumah Allah. Ketiganya (Allah Tritunggal) tidak bisa dipisahkan. Di
dalam Ezra, keinginan Allah Bapa menggerakkan bangsa Israel untuk kembali dan untuk membangun. Sudah
waktunya tidak boleh tinggal enak-enakan di Babel tapi harus kembali untuk membangun kaabah; maka pada zaman Yesus, hati Yesus
(Anak Allah) juga rindu untuk membangun, walaupun harus melalui kematianNya; dan zaman Gereja/Roh Kudus/zaman sekarang ini,
Roh kudus sangat mencari Gereja secara utuh, untuk hidup dan dibangun menjadi rumah Allah. Itu sangat jelas kita baca dalam
Efesus 2. Jadi kita tidak bisa ada alasan apa pun juga untuk tidak mau kembali, atau kita kembali di dalam ibadah tetapi
tidak mempunyai kerinduan untuk membangun rumah Allah. Sikap semacam itu menjadikan kita bejana-bejana yang sangat rawan kondisinya.
Bejana-bejana emas dan perak yang ditawan, telah dimasukkan ke dalam kuil dan membaur dengan kebudayaan asing serta segala
kondisi-kondisi ketamakan dalam penyembahan berhala. Tuhan mau bangsa Israel membawa kembali bejana-bejana tersebut. Berarti
kita dibawa kembali untuk dimasukkan kembali ke tempat yang semestinya. Ini tantangan buat kita: Apakah kerinduan hati kita
sama seperti kerinduan hati Tuhan? Apakah pemikiran kita sama seperti pikiran Yesus yang ingin agar kita dibangun?
Marilah kita pelajari lebih lanjut tentang pribadi-pribadi/suku-suku
yang digerakkan Tuhan pulang kembali ke Yerusalem. Mereka adalah: Yehuda, Benyamin dan Lewi. Mereka ini adalah pribadi-pribadi
yang sebenarnya memiliki nama yang bagus, tetapi mempunyai suatu latar belakang yang kurang baik. Kenapa disebut namanya?
1. Yehuda
Yehuda itu artinya memuji-muji
Tuhan/memuliakan Tuhan, tetapi Yehuda sendiri mempunyai satu latar belakang yang kurang terhormat di dalam persoalan nikahnya
karena dia sempat jatuh dengan anak menantunya sendiri. Namun ini suatu misteri Ilahi karena fakta menyatakan bahwa yang tercatat
dalam Alkitab, Tuhan memakai keturunan Yehuda untuk menurunkan Raja Daud dan lain sebagainya, sampai kepada pribadi Yesus.
Matius 1 : 1-6 (banding Kejadian
38)
?Inilah silsilah Yesus
Kristus, anak Daud, anak Abraham. Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya,
Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram, Ram memperanakkan
Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon, Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan
Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai, Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria,
Kalau kita melihat silsilah
ini, banyak hal aneh yang terjadi; banyak hal yang tidak masuk hitungan yang baik, contohnya Rut, kemudian Daud dengan isterinya
Uria. Dan jikalau kita sadar akan kenyataan ini, maka kita bisa melihat bahwa yang Tuhan gerakkan justru orang-orang yang
tadinya tidak ada sesuatu yang baik. Kalau kita digerakkan Tuhan untuk bisa masuk dalam rombongan pembangunan rumah Allah,
kita harus terus mengucap syukur, sebab siapa kita ini? Saya tiba-tiba ingat: Siapa Yehuda dan semua yang lain? Tapi justru orang/suku ini yang digerakkan Tuhan, yang lain tidak digerakkan.
Dalam pengertian yang lebih lanjut, kalau kita bisa memuji Tuhan, kita harus tetap sadar kita ini siapa. Mungkin kita tidak
berbuat seperti Yehuda, tetapi kita ini adalah bangsa kafir yang sama sekali tidak ada pujian dalam bibir kita ini, bahkan
bibir kita penuh dengan perkara yang tidak baik.
Roma 3 : 9-14
?Jadi bagaimana? Adakah
kita mempunyai kelebihan dari pada orang lain? Sama sekali tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun
orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa, seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorang pun tidak.
Tidak ada seorang pun
yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah.
Semua orang telah menyeleweng,
mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga,
lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa.Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah,?
Yehuda itu memang artinya
puji-pujian/memuji Tuhan (Kejadian 29 : 35). Mungkin Lea waktu mendapatkan anak ini ingin memuji Tuhan, karena dia telah memberikan
anak ini kepada Yakub. Tetapi Yehuda sendiri telah berbuat sesuatu yang memalukan. Namun Tuhan justru memilih dia; ini tidak
masuk akal! Kita tidak punya mulut yang baik, penuh dusta, cerca dan segala sesuatu yang sama sekali tidak baik, termasuk
bangsa Israel. Ditulis oleh rasul Paulus: tidak ada yang baik, itu berarti semua manusia dalam dunia tidak ada yang baik.
Kalau kita sampai bisa menyampaikan firman Allah yang baik, ini karena kebaikan firman Allah itu sendiri, bukan kita! Jadi
kita tidak perlu bangga diri! Kalau sampai nama Yehuda bisa masuk dalam silsilahnya Yesus, dalam Matius ini, dia akan
mengatakan, ?Terima kasih.? Kalau kita bisa masuk di dalam keluarga Allah, betapa bersyukurnya kita kepada Tuhan. Inilah Yehuda
yang digerakkan Tuhan. Semoga kita datang memuji Tuhan karena digerakkan Tuhan, bukan karena musiknya bagus atau karena ada
satu atraksi secara duniawi. Orang-orang menjadi histeris melihat penyanyi idolanya bernyanyi, tetapi kita tidak; kita bersukacita
karena korban Kristus, karena berterima kasih atas kebaikan Tuhan. Karena itu, kalau kita bisa masuk dalam pembangunan bait
Allah (rohani), itu semata-mata karena kemurahan-Nya, karena kebaikan Tuhan, karena pengorbanan-Nya di atas salib!
2. Benyamin
Benyamin artinya ?anak tangan
kanan?, anak yang bersandar pada Tuhan (pribadi Yesus). Benyamin adalah kehidupan yang boleh dikatakan tidak disenangi oleh
ibunya (Rachel), sebab waktu Benyamin lahir, Rachel sangat menderita, bahkan Rachel sampai meninggal; sehingga dinamakan Ben
Oni, artinya ?anak sengsaraku?. Tetapi Yakub tidak mau dan dia menamakannya Benyamin. Namun kita tahu bahwa keturunan Benyamin
adalah raja Saul, rasul Paulus yang kejamnya bukan main, tetapi Tuhan telah memilih mereka.
3. Lewi
Lewi itu artinya menyatu/penyatuan/persekutuan
(Kejadian 28 : 34). Waktu Lea mendapatkan anak yang ketiga dari Yakub, dinamakannya Lewi, sebab katanya, ?sekarang ini suamiku
akan menyatu denganku?. Kerinduannya untuk menyatu, tetapi ternyata Lewi menunjukkan sifat aslinya yang kejam bukan main/mempunyai
karakter yang kejam (Kejadian 34), sehingga tidak mendapat warisan (tanah Perjanjian). Karena persoalan adiknya yang diperkosa
oleh Sikhem, dia telah membunuh Sikhem dan orang-orangnya, sehingga Yakub pada akhir hidupnya bernubuat tentang Lewi yang
kejam tersebut.
Kejadian 49 : 1, 5-7
?Kemudian Yakub memanggil
anak-anaknya dan berkata: "Datanglah berkumpul, supaya kuberitahukan kepadamu, apa yang akan kamu alami di kemudian hari.
Simeon dan Lewi bersaudara;
senjata mereka ialah alat kekerasan. Janganlah kiranya
jiwaku turut dalam permupakatan mereka, janganlah kiranya rohku bersatu dengan perkumpulan mereka, sebab dalam kemarahannya
mereka telah membunuh orang dan dalam keangkaraannya mereka telah memotong urat keting lembu. Terkutuklah kemarahan mereka,
sebab amarahnya keras, terkutuklah keberangan mereka, sebab berangnya bengis. Aku akan membagi-bagikan mereka di antara anak-anak
Yakub dan menyerakkan mereka di antara anak-anak Israel.?
Jadi begitulah kondisi Simeon
dan Lewi, tetapi Tuhan justru pilih Lewi sebagai pelayan dalam baitNya; menjadi imam-imam untuk mengampuni dan untuk mendatangkan
pendamaian (itu tugas seorang imam). Dari suku ini terdapat Harun dan keturunannya sebagai Imam Besar dan imam-imam. Justru
tugas utama mereka adalah membawa pendamaian = pengampunan antara Allah dengan manusia, manusia dengan sesama (Ulangan 33
: 8-11, baca kitab Imamat). Jadi mereka ini digerakkan oleh Tuhan untuk kembali menjadi rumah Allah. Kita harus mempunyai
satu kerinduan untuk mempersatukan, bukan untuk menceraiberaikan/bertindak gegabah dan semena-mena sebagai imam-imam. Tuhan
melalui Yakub mengatakan, bahwa Lewi akan diserakkan di antara saudara-saudaranya, dan memang faktanya terjadi demikian. Tetapi
dibalik semua itu, Allah yang sempurna dan kita bisa melihat kedalaman hati Allah, bahwa Dia sanggup untuk mengangkat orang-orang/suku-suku
ini dengan kondisi yang tidak baik ini untuk menjadi baik. Lewi dalam kemarahan, kemudian dia bertindak kejam. Imam-imam sekarang
harus belajar tidak menyimpan kemarahan. Waktu Lewi melihat adiknya diperkosa, dia menyimpan dendam itu cukup lama. Kemudian
terjadi perundingan-perundingan yang kedengarannya bagus, tetapi dibaliknya ada satu niat yang sangat kejam. Lalu akhirnya
dia melampiaskan dendam kesumatnya kepada orang Sikhem, saat mereka sudah disunat.
Efesus 4
: 26-27, 30
?Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat
dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis. Dan janganlah kamu mendukakan
Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.?
Jadi, kalau kita kembali membaca dalam kitab Ezra
tadi, kita melihat ungkapan yang Tuhan berikan kepada kita tentang hati Sang Imam Besar. Semoga kita memakai pakaian Kristus
dan hati kita memiliki cinta/kerinduan membawa kembali yang tidak baik tadi untuk bisa dibawa pulang. Tuhan yang berkenan,
bukan kita. Seringkali kita mengkotakkan orang dan membatasi orang. Biarlah makna dari Yehuda, Benyamin, dan Lewi (kesatuan)
itu menjadi kenyataan di dalam pembangunan rumah Allah rohani, dimana di dalamnya ada puji-pujian dan ada sesuatu yang bisa
diharapkan.
Sampai dengan pasal 2, pembangunan rumah Allah belum
dimulai. Berarti bejana-bejana itu (dan semua benda-benda emas lainnya) tetap tersimpan dengan baik, hingga nanti waktu kaabah
Allah sudah selesai dibangun, maka bejana-bejana yang tadinya sudah diperuntukkan untuk rumah Allah itu akan dibawa masuk
kembali ke dalam rumah Allah. Begitu pula dengan kehidupan kita.
Dalam Ezra pasal 2, nama per nama ditulis dengan tepat.
Ezra 2 :
1
?Inilah orang-orang
propinsi Yehuda yang berangkat pulang dari pembuangan, yakni para tawanan, yang dahulu diangkut ke Babel oleh Nebukadnezar,
raja Babel, dan yang kembali ke Yerusalem dan ke Yehuda, masing-masing ke kotanya.
Alkitab ini betul-betul jujur. Dinyatakan dengan jelas
dalam ayat tersebut bahwa kalau mereka kembali ke Yerusalem, mereka harus tetap ingat kalau mereka dulunya adalah orang-orang
buangan/budak. Jangan kita lupa, bahwa kita dulunya juga budak dosa (Roma 6 : 17 dan Roma 7:14), walaupun sekarang kita telah
menjadi budak kebenaran. Mengingat akan hal itu mempunyai maksud agar kita jangan tinggi hati!
Ezra 2 : 2-6, 36-41, 43-45, 58
?Mereka datang bersama-sama Zerubabel, Yesua, Nehemia,
Seraya, Reelaya, Mordekhai, Bilsan, Mispar, Bigwai, Rehum dan Baana. Inilah daftar orang-orang bangsa Israel:
bani Paros: dua ribu seratus tujuh puluh dua orang;
bani Sefaca: tiga ratus tujuh puluh dua orang;
bani Arah: tujuh ratus tujuh puluh lima orang;
bani
Pahat-Moab, yakni anak-anak Yesua dan Yoab: dua ribu delapan ratus dua belas orang;
Inilah
para imam: bani Yedaya, yakni kaum keluarga Yesua: sembilan ratus tujuh puluh tiga orang;
bani
Imer: seribu lima puluh dua orang;
bani
Pasyhur: seribu dua ratus empat puluh tujuh orang;
bani
Harim: seribu tujuh belas orang.
Inilah
orang-orang Lewi: bani Yesua dan Kadmiel, yakni bani Hodawya: tujuh puluh empat orang.
Inilah
para penyanyi: bani Asaf: seratus dua puluh delapan orang
Inilah
para budak di bait Allah: bani Ziha, bani Hasufa, bani Tabaot;
bani
Keros, bani Siaha, bani Padon;
bani
Lebana, bani Hagaba, bani Akub.
Seluruh
budak di bait Allah dan keturunan para hamba Salomo ada tiga ratus sembilan puluh dua orang.?
Jadi semua dicatat secara tepat dan teliti, baik yang menyanyi, yang mengatur, maupun para budak. Apakah
nama-nama kita sudah tercantum, sehingga hati tergerak untuk kembali dan dibangun sebagai rumah Allah? Tidak ada buku yang
setepat Alkitab dan tidak ada buku yang bisa menandingi Alkitab. Orang Israel sekarang sangat mengsakralkan kitab Ezra,
Nehemia dan kitab-kitab lain yang mereka dan kita sebut sebagai Perjanjian Lama adalah benar-benar firman Allah. Bangsa
Yahudi masih mempunyai kitab-kitab sejarah mereka tersendiri, yang mencatat begitu rapi silsilah mereka, nama per nama tidak
ada satupun yang terlewatkan. Itu ciri khas dari bangsa Israel (Yahudi). Mereka itulah yang kembali/pulang untuk membangun.
Semua ditulis dan semua memiliki kesatuan hati. Dalam pasal 3, waktu mereka berkumpul, mereka seperti satu orang. Yang pulang
sekian banyak orang, tapi mereka bisa menjadi satu. Pembangunan itu akan menjadi agak ringan, jikalau semuanya bersatu hati
dan semuanya membawa bejana kudus, semuanya bersatu hati untuk berkorban bagi pembangunan. Kalau kita mempunyai kesepakatan
dan kesatuan hati, maka pembangunan jasmani bisa cepat selesai. Dalam pembangunan rohani pun Allah Roh Kudus akan menolong
kita sehingga semuanya terjadi tepat pada waktunya.
Dalam Yohanes 10 : 2-4, Gembala itu memanggil nama-nama dari domba-dombanya satu per satu; nama-nama
yang tercatat dan yang digembalakan. Perjanjian Lama mencatat dengan teliti setiap warga mereka; dan kalau bangsa Israel adalah
umat Allah, maka Yesus menyatakan Dialah Gembala yang baik, maka Dia mencatat nama kita secara teliti. Itu sebabnya kita harus memposisikan diri kita menjadi orang yang namanya tercantum, sehingga kalau kita tergerak untuk berkorban jangan asal-asalan
saja. Jadi pada permulaan mereka kembali, ada disebutkan rombongan yang pertama; lain kali ada rombongan kedua. Kemudian pada
zaman Nehemia ditambah lagi satu rombongan dan kemudian ada beberapa yang kembali. Semua itu namanya tercantum dan tertulis
jelas dalam Alkitab. Dan sekarang mereka mempunyai pemikiran dan tujuan yang sama, yaitu untuk membangun dan dibangun menjadi
rumah Allah. Dan mau tidak mau kehidupan itu pasti di dalam kondisi tertata dengan rapih, ditulis/dicatat dan digembalakan.
Kalau kita digembalakan, maka kegerakan pembangunan itu akan terjadi dengan baik juga. Sudahkah kita yakin nama kita tercantum?
Kalau nama kita tercantum, kita tidak akan mengabaikan gerakan pembangunan rumah Allah yang rohani. Kita tidak akan mengatakan:
?saya tidak tergerak?. Kecuali nama kita tidak tercantum.
Ezra 2 : 59-62
?Inilah
orang-orang yang berangkat pulang dari Tel-Melah, Tel-Harsa, Kerub, Adan dan Imer, tetapi mereka tidak dapat menyatakan apakah
kaum keluarga dan asal usul mereka termasuk bangsa Israel: bani Delaya, bani Tobia, bani Nekoda, enam ratus lima puluh dua
orang;
dan
dari antara kaum imam: bani Habaya, bani Hakos, bani Barzilai. Barzilai itu memperisteri seorang anak perempuan Barzilai,
orang Gilead itu, dan sejak itu ia dinamai menurut nama keluarga itu.
Mereka itu menyelidiki apakah nama mereka tercatat dalam silsilah, tetapi karena itu tidak didapati, maka mereka
dinyatakan tidak tahir untuk jabatan imam.?
Begitu telitinya, maka waktu mendaftar ditanya: Dari suku mana? Oh, saya dari suku A. Tapi waktu diperiksa
dalam daftar ternyata tidak ada. Jadi daftar ini tertib, tidak bisa ditipu/dicurangi. Ini yang penting! Tuhan mempunyai buku
catatan tentang nama kita apakah nama kita tercantum/tidak.
Jadi bukan masalah imam-imam itu sudah ditatar/belum, tetapi apakah nama kita betul-betul tercantum
dalam buku kehidupan Anak Domba, itu yang menentukan kita imam/tidak. Kalau sampai nama kita tidak tercantum dalam buku kehidupan
Anak Domba, maka tahbisan kita itu tidak ada artinya/kita dianggap tidak tahir dalam jabatan imam-imam.
Ezra 2 : 63
?Dan
tentang mereka diputuskan oleh kepala daerah, bahwa mereka tidak boleh makan dari persembahan maha kudus, sampai ada seorang
imam bertindak dengan memegang Urim dan Tumim.?
Yang bertindak memegang Urim dan Tumim itu adalah Imam Besar; dan Urim dan Tumim itu tempatnya di dalam
tutup dada. Kenapa pasal 1-2 ditempatkan pada tutup dada Imam Besar? Karena hati ini ingin supaya orang-orang yang namanya
tidak tercantum pun akhirnya bisa ditemukan. Waktu Imam Besar dimunculkan, dia mengatakan, ?Tuhan, apakah enam ratus lima
puluh dua orang ini betul-betul keturunan Lewi/keturunan Israel? Sebab di buku tidak ada.? Imam Besar bertindak dengan memegang
Urim dan Tumim: apa mereka imam-imam/tidak, boleh melayani/tidak melayani, boleh makan/tidak, tidak ada jalan tengah. Sebab
pada zaman dahulu mereka ini dilarang langsung, sehingga mereka tunggu; orang lain boleh makan Korban Kudus, tapi mereka yang
imam-imam tidak boleh, untuk mencegah supaya mereka tidak berbuat dosa lebih jauh.
Dalam pengertian sekarang, jangan ambil Perjamuan Suci sebelum mengalami penyucian dan kalau tidak mau
menyatu. Karena Perjamuan Suci ini merupakan bukti korban Kristus untuk mendamaikan kita dengan Bapa Sorgawi. Kalau kita bisa
berdamai dengan Bapa Sorgawi, maka sangat logis kalau kita senang berdamai satu dengan yang lainnya. Itu artinya waktu kita
makan Perjamuan Suci, kita dikuduskan. Tapi jemaat Korintus tidak, mereka makan Perjamuan Suci, tetapi perpecahan tetap berlaku
di dalamnya karena peng-kultus-an terhadap pendetanya tetap berlaku; contoh meng-kultus-kan Petrus, Paulus dan Apolos. Rasul
Paulus marah dan dia menegor mereka, ?Aku dalam hal ini tidak bisa memuji kamu, tapi aku akan menegor kamu, karena pertemuanmu
bukan pertemuan yang bermanfaat, tapi pertemuan yang merugikan! Sebab kalau kamu berkumpul, kamu bukan makan Perjamuan Tuhan,
tapi kamu memecah-belah dan terpecah-belah.? Dalam era Perjanjian Baru, kita tidak bisa mengatakan: Kamu tidak boleh makan
Perjamuan Suci, sebab hal itu berarti kita menjadi hakim yang lalim. Tetapi dalam hal ini Tuhan yang tahu. Itu sebabnya rasul
Paulus katakan kepada jemaat Korintus: Kalau kamu ambil Perjamuan Suci, kamu periksa/ukur diri/introspeksi, supaya jangan
kamu memakan dosamu sendiri. Kalau seorang isteri mengangkat Perjamuan Suci, kemudian ternyata dia masih benci suaminya, maka
dia harus cepat meminta ampun agar dia diterima saat itu juga; tapi kalau dia angkat Perjamuan Suci, kemudian selesai Perjamuan
Suci dia pulang dan benci terhadap suaminya, maka dia tidak bisa makan, walaupun dia secara fisik telah makan; dia bisa melayani,
tetapi Tuhan katakan dia tidak melayani.
Ini bedanya Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Perjanjian Lama ketika diperiksa namanya tidak ada,
ya sudah tidak ada; tapi Perjanjian Baru, kalau nama kita tidak tercantum dalam buku kehidupan Anak Domba, maka kita sudah
pasti tidak akan masuk menjadi mempelai wanita Anak Domba. Jadi nama-nama ini dalam kaitannya untuk pembangunan rumah Allah,
syaratnya: harus sungguh-sungguh tergembala (digembalakan) dan sangat menghargai korban Kristus.
Wahyu 21 : 25-27
?dan
pintu-pintu gerbangnya tidak akan ditutup pada siang hari, sebab malam tidak akan ada lagi di sana; dan kekayaan dan hormat
bangsa-bangsa akan dibawa kepadanya.
Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya
mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu.?
Ini memang tidak gampang, sebab ini hal yang rohani. Tidak ada orang yang pernah melihat apa itu buku
kehidupan Anak Domba. Itu sebabnya kita harus pastikan nama kita tercantum dalam buku kehidupan Anak Domba, supaya kita bisa
masuk di dalamnya dan terhisap menjadi mempelai wanita Anak Domba. Dengan kata lain, orang yang namanya tercantum dalam buku
kehidupan Anak Domba, dia tidak dusta lagi, tapi dikuduskan dan disucikan, suka sembahyang (menyembah). Jadi yang tidak tahir,
yang melakukan kejahatan dan kekejian, dan yang dusta tidak bisa masuk. Kalau nama kita ada dalam buku kehidupan Anak Domba,
buktikan bahwa kita tidak suka dusta lagi! Sekalipun mungkin satu waktu kita akan mendapat tegoran dari suami, dari isteri,
dari gembala, dari tua-tua sidang, dari jemaat, kalau kita berbuat salah. Hal semacam itu harus rela kita alami supaya nama
kita tetap tercantum dalam buku kehidupan Anak Domba dan suka menyembah-Nya.
Wahyu 13 : 8
?Dan
semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan
di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih.?
Berbicara tentang menyembah, kita harus sangat hati-hati terhadap mamon (uang/harta). Kalau
kita suka menyembah Allah, itu oleh karena dorongan darah Anak Domba Allah dan pasti nama kita tercantum dalam buku kehidupan
Anak Domba. Tapi kalau kita mulai malas menyembah (dalam pengertian yang luas), kalau kita sudah mulai lebih sibuk dengan
pekerjaan dunia dari pada menyembah, maka ini yang harusnya menjadi peringatan keras buat kita. Mengapa? Binatang yang disembah
tersebut akan menguasai dunia, dengan kehebatan dan kejeniusannya tentang ekonomi, uang, harta (mamon). Kalau ada sesuatu
pekerjaan yang membuat kita mulai kurang menyembah Anak Domba yang tersembelih, kita harus cepat mendapat peringatan untuk
berhati-hati, supaya jangan sampai kita ini tidak masuk di dalam pembangunan Rumah Allah. Mereka yang pulang itu dicatat secara
terperinci, secara tepat, supaya mereka bisa masuk di dalam proyek besar dan sekaligus menjadi imam-imam yang siap mentahbiskan
diri. Nama-nama yang tertulis dalam buku kehidupan Anak Domba ? tidak menyembah binatang (antikris) dan sistim ekonominya.
Wahyu 3 : 1
"Dan
tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Sardis: Inilah firman Dia, yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang itu:
Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!
Ini yang menilai adalah Yesus, yang mempunyai tujuh Roh dan tujuh bintang. Jangan kita menilai orang
lain dan jangan terjebak dengan sesuatu yang kelihatannya hidup, lalu kita anggap itu Gereja yang hidup/semarak, padahal mati.
Wahyu 3 : 2
?Bangunlah,
dan kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati, sebab tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di
hadapan Allah-Ku.?
Jadi setiap pekerjaan itu harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan teliti sampai sempurna, Dia menghendaki
kita dibangun sampai sempurna. Tuhan memanggil kaum Yehuda, Benyamin dan Lewi kembali untuk membangun sampai selesai, bukan
setengah hati. Kalau kita sudah masuk dalam pengajaran pola Tabernakel, kita harus selesaikan sampai tuntas! Jangan kita kembali
digoyahkan oleh yang lain. Dalam Ezra 3-4, kita melihat di situ betapa sulit tantangannya, sampai pembangunan itu secara
fisik macet total cukup lama. Apakah mereka masih mempunyai semangat yang tinggi? Sementara mereka pulang dari Babel sampai
ke Yerusalem itu memakan waktu empat bulan, melewati jalan darat yang sangat melelahkan, dengan membawa segala perkakas dan
segala berkat itu; mereka harus tetap mempunyai suatu kerinduan supaya semangatnya tidak berhenti sampai di Yerusalem, namun
segera bangkit untuk membangun. Apakah semangat kita untuk membangun rohani kita masih tetap membara?! Jangan sampai pembangunan
ini ditandai dengan ketidaksempurnaan. Kita harus sungguh-sungguh menyesal, kalau sampai main-main dengan waktu. Tuhan ingin
kita dibangun secara sempurna. Itu sebabnya sidang jemaat Sardis - Tuhan lihat - dengan tidak sempurnanya mereka, hal itu
membuat pakaian tersebut tidak putih secara total, tapi ada tanda noda-nodanya.
Wahyu 3 : 3-5
?Karena
itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak
berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.
Tetapi
di Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya; mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih, karena
mereka adalah layak untuk itu.
Barangsiapa
menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku
akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya.?
Marilah kita saling mengingatkan, ?Ayo, semangat terus! Kalau kebaktian, main musik, menyanyi dan
berkorban sungguh-sungguh! Apa saja yang kita lakukan, kita perbuat dengan sungguh-sungguh sebab Tuhan tidak pernah main-main
memberikan hidup-Nya; dan Dia juga sungguh-sungguh mati dan Dia telah menyiapkan diri dalam kekekalan sebagai Anak Domba Allah,
hanya untuk menyelamatkan kita manusia ciptaan-Nya; dan Dia akan datang kembali sebagai mempelai pria Sorga. Dia ingin kita
kerjakan keselamatan kita dengan sungguh-sungguh, supaya kita layak untuk memakai pakaian putih; itulah pakaian pengantin
Tuhan, untuk boleh masuk dalam pesta nikah rohani. Pakaian itu sama dengan perbuatan. Biarlah Tuhan mendorong kita, seperti
bangsa Israel kembali, kita mesti membangun kembali dan membangun kembali rumah Allah / hidup kita ini (dalam pengertian Tubuh
Kristus yang Am).
Filipi 4 : 1-3
?Karena
itu, saudara-saudara yang kukasihi dan yang kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan,
hai saudara-saudaraku yang kekasih!
Euodia
kunasihati dan Sintikhe kunasihati, supaya sehati sepikir dalam Tuhan.
Bahkan,
kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran
Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan.?