jous.jpg

Kasih
Home
ILMU KOMPUTER
KESEHATAN
Komik Online
Kitab Suci Net
Alkitab Elektronik
B
Lowongan Kerja
Pendalaman ALkitab
Kaum Muda
Kabar Baik
PolaTabernakel
Cerita
Sejarah Gereja
Kasih
TABERNAKEL
TABERNAKEL
Isi Hati Tuhan
Email
Download
Hak Sulung
Sejarah Alkitab
Artikel
Halaman Istimewa
Situs Kristen
Lirik Lagu
Komik Online
Kumpulan Kotbah

(III) Surat Filemon

Supaya Mereka Menjadi Satu Sempurna

 

Oleh : Pdt. Soejadmono

 

Shallom, puji Tuhan, kita rindu dipersatukan apalagi terkait dengan surat Filemon yang berbicara tentang papan-papan dan kayu lintang, suatu ajaran tentang persekutuan dan persatuan agar kita menjadi saksi Tuhan. Sebab itu dalam injil Yohanes, adalah kerinduan Allah melalui Putra TunggalNya, Yesus supaya kita menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Allah benar-benar telah mengutus Yesus.

 

Yohanes 17 : 23

“Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.”

 

Sehingga tidak akan terlihat lagi perbedaan-perbedaan tetapi menyatu sempurna dan dunia bisa tahu bahwa Bapa mengasihi gereja-Nya seperti mengasihi Kristus.

 

Kita harus prihatin, karena belum bisa mengenal Yesus, karena melihat gereja Tuhan masih terpecah belah. Hendaknya kita menyadari bahwa gereja itu Am, sekalipun anggotanya banyak tapi tetap satu tubuh di mana Yesus sebagai Kepala. Kita tidak perlu menjadi sombong, tetapi selama gereja Tuhan masih terpecah-belah, lebih baik rendah hati, prihatin dan siap untuk dikerjakan oleh firman Allah. Kita mempunyai Alkitab yang sama dengan yang dipegang oleh gereja-gereja yang lain. Tentu Roh Kudus yang sama akan membuat gereja-gereja Tuhan searah dan setujuan untuk sampai pada puncak penyatuan.

 

Di dalam mempelajari surat Filemon, kita berusaha mempraktekkan dengan tekun dan tidak boleh berhenti dan jangan cepat mengatakan bahwa kita sudah bersatu. Seandainya benar-benar sudah bersatu maka Alkitab ini tidak akan dibaca dan dipelajari lagi. Tapi jika sampai hari ini masih dibaca, berarti kesatuan gereja Tuhan masih perlu diwujudkan lebih jauh. Bangsa kita, juga dunia tidak bisa mengenal Yesus kalau gereja Tuhan tidak  bersatu.

 

Dalam pola Tabernakel, surat Filemon ini terkait dengan papan-papan dan kayu lintang dan yang Tuhan mintakan kepada Musa adalah “mendirikan” papan-papan dengan kayu-kayu lintangnya, ini merupakan ‘wadah’ yang Tuhan perintahkan untuk lebih dulu didirikan, setelah itu baru isinya dimasukkan.

 

Papan-papan yang didirikan.

 

Keluaran 26 : 15 – 30 (15 – 19, 26 – 30)

“Haruslah engkau membuat untuk Kemah Suci papan dari kayu penaga yang berdiri tegak, sepuluh hasta panjangnya satu papan dan satu setengah hasta lebarnya tiap-tiap papan.

Tiap-tiap papan harus ada dua pasaknya yang disengkang satu sama lain; demikianlah harus kauperbuat dengan segala papan Kemah Suci.

Haruslah engkau membuat papan-papan untuk Kemah Suci, dua puluh papan pada sebelah selatan.

Dan harusnya kaubuat empat puluh alas perak di bawah kedua puluh papan itu, dua alas di bawah satu papan untuk kedua pasaknya dan seterusnya dua alas di bawah setiap papan untuk kedua pasaknya.

Juga haruslah kaubuat kayu lintang dari kayu penaga : lima untuk papan-papan pada  sisi yang satu dari Kemah Suci,

lima kayu lintang untuk papan-papan pada sisi yang kedua dari Kemah Suci, dan lima kayu lintang untuk papan-papan pada sisi Kemah Suci yang merupakan sisi belakangnya, pada sebelah barat.

Dan kayu lintang yang di tengah, di tengah-tengah papan-papan itu, haruslah melintang terus dari ujung ke ujung.

Papan-papan itu haruslah kausalut dengan emas, gelang-gelang itu haruslah kaubuat dari emas sebagai tempat memasukkan kayu-kayu lintang itu, dan kayu-kayu lintang itu haruslah kausalut dengan emas.

Kemudian haruslah kaudirikan Kemah Suci sesuai dengan rancangan yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu.”

 

Keluaran 40 : 1 – 3, 17 – 21

“Berfirmanlah Tuhan kepada Musa :

“Pada hari yang pertama dari bulan yang pertama haruslah engkau mendirikan Kemah suci, yakni Kemah Pertemuan itu.

Kautempatkanlah di dalamnya tabut hukum dan kaupasanglah tabir sebagai penudung di depan tabut itu.

Dan terjadilah dalam bulan yang pertama tahun yang kedua, pada tanggal satu bulan itu, maka didirikanlah Kemah Suci.

Musa mendirikan Kemah Suci itu, dipasangnyalah alas-alasnya, ditaruhnya papan-papannya, dipasangnya kayu-kayu lintangnya dan didirikannnya tiang-tiangnya.

Dikembangkannyalah atap kemah yang menudungi Kemah Suci dan diletakkannyalah tudung kemah di atasnya – seperti yang diperintahkan Tuhan kepada Musa.

Diambilnyalah loh hukum Allah dan ditaruhnya ke dalam tabut, dikenakannyalah kayu pengusung pada tabut itu dan diletakkannya tutup pendamaian di atas tabut itu.

Dibawanyalah tabut itu ke dalam Kemah Suci, digantungkannyalah tabir penudung dan dipasangnya sebagai penudung di depan tabut hukum Allah – seperti yang diperintahkan Tuhan kepada Musa.”

 

Allah menginginkan bangsa Israel membangun Tabernakel dengan cara papan-papan dan kayu lintang itu diatur sehingga menjadi satu bangunan termasuk tutup dan tudung-tudungnya sampai selesai semuanya, baru mulai masuk alat-alat satu persatu.

 

Jika ini bicara soal kesatuan gereja Tuhan, kita harus sungguh-sungguh prihatin. Selama kita belum bisa bersatu,  hadirat Tuhan kurang terasa permanen, kadang terasa - kadang hilang. Allah itu baik, pada siang hari ada tiang awan, pada malam hari ada tiang api, tetapi secara permanen Allah belum hadir di tengah-tengah mereka, sebelum Tabernakel dibangun secara nyata tapi setelah selesai maka awan turun dan sesuai kehendakNya, Dia bisa tinggal. Awan terangkat bukan berarti Allah meninggalkan bangsa Israel, tapi saat terangkat Tabernakel itu dibongkar untuk maju menuju sasaran, Kanaan.

 

Cara mendirikan Kemah Suci :

1.       Dipasang alas-alasnya dari perak, Perak = ketebusan ( oleh darah Kristus ).

Tanpa berdiri teguh atas korban ketebusan Kristus, maka persatuan dan kesatuan tidak bisa langgeng / tidak bisa tahan lama.      

 

Perak yang diperoleh untuk pembangunan Tabernakel adalah korban dari setiap laki-laki Israel yang berumur 20 tahun ke atas, yang sanggup berperang, yang dihitung, dan satu orang harus memberikan setengah syikal perak. Yang kaya tidak boleh lebih, yang miskin tidak boleh kurang. Jika tidak membayar maka nyawanya akan terancam. Itu hukum taurat zaman dulu. Dan Perjanjian Baru mengatakan kita ditebus oleh darah Anak Domba, lebih dari pada perak yang fana itu. Jadi bahasa Alkitab mengenai perak berbicara mengenai harga ketebusan maka kalau kita mau betul-betul bersatu, kita masing-masing harus berdiri atas ketebusan Kristus.Tanpa menghormati ketebusan maka tidak akan terjadi satu kesatuan yang teguh berdiri dan selama 40 tahun lamanya papan-papan itu tidak pernah rusak dan tidak pernah diganti sampai masuk ke tanah Kanaan, berarti persatuan dan kesatuan itu permanen dan solid, karena sungguh-sungguh menurut peraturan Allah. Tanpa berdiri di atas perak ketebusan, saat diterpa angin, suasana yang tidak enak, maka pendirian anak-anak Tuhan menjadi goyah dan runtuh. Dan hanya papan-papan itu yang merupakan satu kesatuan yang paling erat dan paling diperhatikan. Bukan berarti pelataran tidak diperhatikan tapi karena papan-papan yang berdiri rapat ini merupakan ‘wadah’ yang memelihara alat-alat suci yang ada di dalamnya.

 

2.       Ditaruhnya papan-papannya :

a.      Papan kayu penaga.

Papan = berasal dari pohon kayu penaga yang sudah dipotong , digergaji, dst. Papan-papan ini kini adalah pohon kayu yang sudah mati, terlepas dari akarnya ( dunia ).

 

Kayu / pohon itu  tetap hidup / masih hidup, bila akarnya masih tertanam / kena tanah, selama dia bisa menghisap air dari bawah tanah, pohon itu tetap hidup tapi kayu penaga yang mau jadi papan, berarti harus putus hubungan dengan tanah yaitu dunia di mana dia dulu tertanam. Orang Kristen, hamba-hamba Tuhan yang mau bersatu, harus bertekad bulat untuk tidak ada hubungan lagi dengan hidup yang lama / putus hubungan dengan dunia. Papan-papan itu harus rela digergaji, diatur, diasah sampai memiliki ukuran yang sama oleh Aholiab dan Bezaliel, sekarang ini bicara tentang pekerjaan firman Tuhan dan Roh Kudus, untuk masing-masing kita menerima penyucian yang sama. Untuk menjadikan kita berukuran sama, tidak boleh ada perbedaan lagi, setiap orang yang telah ditebus oleh Tuhan, dia bukan lagi orang dunia, Yesus mengatakan :”Aku telah memilih kamu dari dunia, kamu bukan lagi orang dunia. Kesatuan gereja Tuhan harus lepas dari pengaruh cara-cara dunia. Selama kita masih ikut model dunia maka akan berbahaya. Tentang Tabernakel memang ada ayat mengatakan, jangan menanam pohon di pinggir Tabernakel, Kaabah, nanti akan menjadi berhala dan disembah. Kita harus hati-hati, kayu penaga ini sudah dipotong, tidak boleh ada hubungan sedikitpun dengan dunia dimana dulu dia ada. Kita tetap di dunia tapi bukan lagi milik dunia.

 

Yohanes 15 : 18 – 19

“”Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu.

Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu.”

 

Yohanes 17 : 14

“Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia sama seperti Aku bukan dari dunia.”

 

Jadi orang yang menerima firman Allah, bukan lagi milik dunia. Kalau anak Tuhan, dia pasti cinta firman Tuhan, kalau kita tidak cinta firman Tuhan, otomatis menjadi tanda tanya buat kita, apakah kita milik Tuhan atau milik dunia? Kalau kita milik dunia, dunia cinta kita, maka semua model dunia kita cinta dan contoh. Dunia sekarang ini sangat menarik perhatian anak-anak muda. Banyak orang tidak mengerti istilah tentang ‘idola’, dianggap bukan apa-apa, dalam bahasa lain-lain arti ‘idola’ adalah betul-betul berhala, bintang yang dipuja oleh anak-anak muda. Banyak anak-anak muda berlomba-lomba menjadi juara Indonesian Idol. Firman Tuhan berkata : “Penyembah-penyembah berhala, tidak akan masuk dalam kota Yerusalem Baru. Kita anak Tuhan, maka Tuhan berikan firman sehingga kita senang memiliki firman Tuhan, dengan membuka dan membaca Alkitab. Itu kata Tuhan Yesus! Dunia akan membenci, mengolok dan mengatakan kita ketinggalan zaman dan sebagainya. Karena tidak mau disebut ketinggalan zaman maka banyak anak-anak muda lalu jatuh dalam pergaulan-pergaulan bebas dan menggunakan obat-obatan terlarang. Kesatuan dan persatuan anak muda dalam Tuhan itu bukan karena acara-acara duniawi tapi karena mau menerima dan cinta firman Allah. Sebagai gereja Tuhan, hamba-hamba Tuhan, jangan ikut-ikutan mendukung anak-anak muda Kristen untuk menjadi juara Indonesian Idol.

 

Yohanes 17 : 14 - 17

“Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.

Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat.

Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.

Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.”

  

Ini bukan ‘peraturan gereja’, tetapi firman Allah yang sangat ingin supaya kita bisa menyatu. Mana mungkin nikah bisa menyatu kalau suami tidak cinta firman Tuhan, sedang istri cinta firman Tuhan? Memang tidak gampang, dikatakan “Aku tidak meminta Engkau mengambil mereka dari dunia…,” inilah pergumulan kita, menyadari bahwa persatuan dan kesatuan tidak semudah yang kita pikir. Dari sejak Tuhan berdoa, pada Yohanes 17 ini sampai hari inipun gereja Tuhan masih belum bersatu.

 

Kita harus mau dan rela menjadi kayu-kayu penaga yang dipotong, dipangkas, diatur dan dibentuk menjadi ukuran yang sama, supaya tidak ada yang menonjol karena merasa lebih tinggi. Rasul Paulus, yang ‘senior’, bisa setara dengan yang lain dan yang ‘yunior’ juga bisa diangkat menjadi setara. Ini penting sekali, nyata bahwa pengajaran dalam pola Tabernakel itu begitu kuat, justru surat Filemon yang kelihatannya sungguh tidak berarti tetapi sudah dimasukkan dalam kanon Alkitab, menunjukkan ini sangat berarti untuk kita zaman ini. Ada peribahasa : Berdiri sama tinggi, duduk sama rendah. Kalau kita bersatu maka kita mau kembali untuk satu, sama tinggi, sama rendah dan sama-sama berdiri atas ketebusan perak itu. Tapi jangan lupa, selain papan-papan itu memiliki ukuran yang sama, masing-masing menerima penyucian yang sama, masing-masing harus disalut dengan emas.

 

b.  Papan-papan itu disalut emas.

Kata emas dalam bahasa Alkitab adalah sifat-sifat kesucian, ilahi, yang menutupi kemanusiaan kita sehingga orang lain dari luar tidak lagi melihat papan itu sebagai kayu penaga, yang terlihat hanya emas yang berkilau-kilauan. Setelah ditebus (berdiri atas perak), kita dikuduskan dan kita harus mengejar kekudusan. (Ibr 12 : 10 ,14 ; 1 Pet 1 : 15 – 16). Tuhan katakan : “ Aku telah memilih kamu dari dunia. Supaya orang lain melihat bahwa kita bukan milik dunia, salutkan diri kita dengan sifat ilahi, sifat kesucian, seperti emas yang dilebur, dimasak, diuji sedemikian rupa hingga menjadi emas murni dan tidak kelihatan kedagingan / kayunya lagi, juga Tuhan katakan “Aku bukan dari dunia,” sekalipun Dia dilahirkan oleh Maria di dunia, yang mempunyai darah dan daging yang bisa lemah, menangis, lapar, marah dan akhirnya mati tersalib untuk kita, mencucurkan darah dan tubuh-Nya hancur kena dera tapi Dia bukan dari dunia karena Dia disalut oleh emas kesucian. Perhatikan, dalam Yoh 17 ; setelah Ia mengatakan : “ Kuduskanlah mereka dalam kebenaran” (Ayat 17) maka pada ayat selanjutnya (ayat 19) :”Aku menguduskan diriKu bagi mereka supaya merekapun dikuduskan dalam kebenaran.” Hidup yang luar biasa! Dia ingin kita menjadi seperti Dia.Sebab itu papan-papan itu harus dilalui 5 kayu lintang.

 

3.      Dipasangnya kayu-kayu lintang.

Ada 5 kayu lintang -> angka 5 menunjukkan Kristus dengan segala pengorbananNya. 5 luka  di sekujur tubuh-Nya dari kepala sampai kaki, ini yang mempersatukan kita. Dia juga disalut ‘emas’, sama, begitu kuat dan kemudian dimasukkan dalam gelang emas yang merupakan satu kesatuan, yang ‘sangat kuat’. Dari kepala sampai kaki, siapa yang mendasari hidup kita? Jangan kita tetap berdiri di atas tanah walaupun kita sudah dipotong, mari di bawah kita berdiri atas perak – korban Kristus, dan di atas kita disalut dengan emas, bicara tentang pikiran kita, secara manusiawi, harus ditutup dengan kesucian / pikiran sorgawi! Kita berdiri berjajar merapat menyatu, tetapi papan yang satu dengan yang lain tidak saling bersentuhan antara ‘kayu’ dengan ‘kayu’ lagi, sebab tersalut emas. Kalau ada kesucian Allah maka ‘kedagingan’ kita tidak bisa bermain-main lagi di tengah-tengah persekutuan. Walaupun kita adalah kayu penaga yang tidak baik, yang sangat jahat tapi kalau kita mau digarap kerjakan firman Allah maka kesatuan itu pasti, langkah demi langkah ,dan waktu ke waktu akan mencapai kesatuan yang kuat dan erat.

 

Filemon 1 : 4 – 7

“Aku mengucap syukur kepada Allahku, setiap kali aku mengingat engkau dalam doaku, karena aku mendengar tentang kasihmu kepada semua orang kudus dan tentang imanmu kepada Tuhan Yesus.

Dan aku berdoa, agar persekutuanmu di dalam iman turut mengerjakan pengetahuan akan yang baik di antara kita untuk Kristus.

Dari kasihmu sudah kuperoleh kegembiraan besar dan kekuatan, sebab hati orang-orang kudus telah kauhiburkan, saudaraku.”

 

Segala sesuatunya untuk Kristus.

 

Persekutuan jika tidak membawa faedah yang baik maka pertemuan / persekutuan itu tidak ada artinya. Mari kita bertekad bulat melalui pekerjaan firman Allah yang mengikis kemanusiaan kita, yang mungkin masih tidak terlihat, tapi oleh sorotan firman Tuhan dan Roh Kudus yang tajam, kita mau dipersatukan, dikuduskan, digarap kerjakan supaya kita menjadi berkat, membuat rasul Paulus / orang lain akan senang karena Filemon mempunyai kasih.

 

Banyak orang kudus / orang yang memiliki kasih,  senang membuka rumahnya menjadi tempat kebaktian. Orang yang ada cinta yang bisa membuka rumahnya untuk tempat kebaktian, bukan karena ikut-ikutan. Sekarang banyak gereja mau ikut-ikutan, kalau ikut model Alkitab, tidak salah tapi kalau sekedar ikut-ikutan tapi tidak diperlengkapi dengan kasih; yang ada hanya kebencian! Sebab kasih lawannya kebencian.

 

Tinggi papan jenang adalah 10 hasta, angka sepuluh dari atas ke bawah menunjuk pada 10 hukum Allah, itu bahasa Alkitab, terdiri dari: 4 hukum kepada Allah, 6 hukum kepada sesama. Tidak bisa vertical saja atau horizontal saja tapi kalau vertical plus horizontal  merupakan bentuk salib. Kasih itu salib / korban, Filemon ada kasih sehingga rasul Paulus menjadi senang. Betapa senangnya hamba Tuhan jika melihat jemaat penuh kasih, masuk ke rumah selalu ada kasih, bukan keluhan, bentrokan! Kasih ini begitu nyata karena banyak jemaat mengaku bahwa Filemon, Aphia istrinya dan Akhikus (anaknya) mungkin juga memiliki cinta yang sama. Bapa, ibu, anak satu hati, dengan cinta yang sama,  membuat sidang jemaat di rumahnya senang dan bertambah jiwa karena cinta, bukan karena banyak hidangan makanan. Cinta itu membangun, tetapi pengetahuan itu membuat orang menjadi sombong. Itu kaitannya dengan makan-minum.

 

1 Korintus 8 : 1 – 3

“Tentang daging persembahan berhala kita tahu : “kita semua mempunyai pengetahuan.” Pengetahuan yang demikian membuat orang menjadi sombong, tetapi kasih membangun.

Jika ada seorang menyangka, bahwa ia mempunyai sesuatu “pengetahuan”, maka ia belum juga mencapai pengetahuan, sebagaimana yang harus dicapainya.

Tetapi orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah.”

 

Orang yang mengasihi Allah itu hubungan vertical, kasih yang membangun itu hubungan horizontal terhadap sesama, itu ada pada Filemon, istri dan anaknya. Dan itu sangat dirasakan dalam jemaat gereja yang ada di rumahnya. Pada umumnya, yang kita temukan dalam Perjanjian Baru adalah jemaat di rumah-rumah. Apakah itu membuat kita adakan seperti itu ? Sebaiknya gedung gereja yang sudah ada dimanfaatkan dengan baik, jangan kemudian ekstrim, berubah kembali pada persekutuan di rumah-rumah, seperti dulu lalu gedung gereja dibiarkan kosong.  Tapi kalau di rumah ada gereja, buktikan bagi yang membuka rumah menjadi tempat kebaktian tersebut, hendaknya memiliki cinta. Cinta itu datang dari kepenuhan Roh Kudus karena itu kita harus selalu minta dan rindu untuk dipenuhkan Roh Kudus setiap hari. Rasul Paulus terlihat sangat dikuatkan.  Jadi kita harus menyelidiki, dalam mencapai kesatuan dan persatuan apakah ada unsur dan alasan-alasan ? Selama papan-papan tingginya itu belum diatur secara sama / merata,  sulit dan tidak bisa disatukan karena Tuhan tidak pernah mau menerima Tabernakel kacau. Atau yang sama tapi tidak disalut emas dan tidak beralaskan perak. Semua itu harus teratur, sebab itu rasul Paulus waktu menyatakan karena dia mendengar Filemon dan keluarganya ada cinta dan iman maka sekarang supaya dilengkapi dengan harap. Apa yang diharapkan? Rasul Paulus mengharapkan supaya Filemon mau menerima Onesimus kembali, mengharapkan orang berdosa kembali, datang kepada Tuhan, itu kesatuan. Jangan kita berkelompok dengan orang yang kita senangi saja tapi kita harus berkelompok juga dengan orang seperti Onesimus, yang tadinya bobrok yang sudah cukup mempersulit, mengecewakan, menyakiti (spt Onesimus) baik Filemon maupun Aphia. Rumah tangga, gereja Tuhan akan dianggap lengkap kalau ada iman, harap dan cinta.

 

Filemon 1 : 8 – 17

“Karena itu, sekalipun di dalam Kristus aku mempunyai kebebasan penuh untuk memerintahkan kepadamu apa yang harus engkau lakukan, tetapi mengingat kasihmu itu, lebih baik aku memintanya dari padamu. Aku, Paulus, yang sudah menjadi tua, lagipula sekarang dipenjarakan karena Kristus Yesus, mengajukan permintaan kepadamu mengenai anakku yang kudapat selagi aku dalam penjara, yakni Onesimusdahulu memang dia tidak berguna bagimu, tetapi sekarang sangat berguna baik bagimu maupun bagiku.

Dia kusuruh kembali kepadamu – dia, yaitu buah hatiku -.

Sebenarnya aku mau menahan dia di sini sebagai gantimu untuk melayani aku selama aku dipenjarakan karena Injil, tetapi tanpa persetujuanmu, aku tidak mau berbuat sesuatu, supaya yang baik itu jangan engkau lakukan seolah-olah dengan paksa, melainkan dengan sukarela.

Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya,bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih dari pada hamba, yaitu sebagai saudara yang kekasih, bagiku sudah demikian, apalagi bagimu, baik secara manusia maupun di dalam Tuhan.

Kalau engkau menganggap aku temanmu seiman, terimalah dia seperti aku sendiri.”

 

Rasul Paulus, hamba Tuhan senior, Filemon pengerja – tetapi tidak fulltimer tapi dia katakan : “anggaplah aku teman seiman.” Mau bersatu jangan tonjolkan kedudukan kita! Mungkin sudah menjadi budaya, umumnya terjadi ‘gap’ antara gembala sidang dan jemaatnya. Rasul Paulus menunjukkan kepada kita jalan persatuan dan kita harus menurut. Tidak perlu harga diri dalam persatuan karena di dalam Tuhan kita benar-benar sama, walaupun rasul Paulus dipakai Tuhan, sementara Filemon adalah tuan rumah yang kaya tapi rasul Paulus mau merendahkan diri supaya terjadi kesatuan sehingga Onesimus bisa diterima. Dia mengatakan kalau mau, aku bisa memerintahkan kamu. Rasul Paulus berwibawa, tetapi dalam hal persatuan dan kesatuan, wibawa dengan main perintah tidak berlaku. Di dalam surat Filemon yang terkait dengan papan-papan yang sama tingginya, semua terlihat sama karena semua disalut dengan emas. Sama-sama dipererat oleh 5 luka korban Kristus (5 kayu lintang).Ini  keindahan persekutuan di dalam Kristus!

 

Jadi kasih bisa melunakkan. Tanpa kasih, manusia menjadi sombong bukan main (1 Kor 8 : 1 tadi). Kasih membuat rasul Paulus tetap rendah hati. Yesus rendah hati karena Dia wujud kasih dari Bapa. Tuhan mau kita belajar seperti Dia, kita dipersatukan oleh korban-Nya, wujud dari kasih Allah. Saat kita bermusuhan dengan Allah kita diperdamaikan oleh korban Kristus maka otomatis kita yang dipersatukan oleh kasih korban Kristus maka kasih yang ada pada kita bukan kasih manusia lagi. Maka kalau ada kasih kita saling merendahkan diri, saling menghormati dan menghargai, tidak ada yang menonjol / dikultuskan. Sebab itu rasul Paulus yang sudah tua secara fisik tapi tidak ikut peribahasa : “semakin tua semakin menjadi – jadi” / tua-tua keladi. Tapi lebih tua, lebih berhikmat, lebih rendah hati.(Ayub 12 : 12 , 32 : 7)

 

Kemudian dia katakan : dipenjara,’ lagipula sekarang aku …, itu sikap yang indah walaupun kita secara fisik tidak dipenjarakan tapi istilah ‘dipenjarakan’ berarti kebebasan dibatasi / terbatas. Kita mau bersatu, bukan dengan persatuan yang bebas dan kacau, tetapi memberi diri untuk dibatasi, tidak seenaknya. Dia minta dan permintaannya sangat sulit dan dipertimbangkan masak-masak. Untuk persatuan kesatuan terwujud kita harus mempertimbangkan dengan baik. Orang yang kita ajukan / tampilkan / promosikan apakah itu memang layak untuk diterima lagi diantara sidang jemaat ? Rasul Paulus tidak sembarangan, dia mempunyai alasan yang sangat kuat dalam mengajukan “anakku yang kuperoleh di dalam penjara yaitu Onesimus,” Onesimus artinya berguna. Persatuan dan kesatuan ini harus bisa membawa manfaat, dari kehidupan yang tidak berguna menjadi kehidupan yang berguna. Kita tidak pernah masuk penjara, tidak pernah mencuri dan lain-lain, mestinya lebih mudah bersatu daripada antara Filemon dengan Onesimus yang sudah jelas pernah berbuat jahat, mencuri, menipu Filemon. Tapi mengapa dalam kehidupan kita seringkali sulit untuk bersatu? Tuhan menunjukkan bahwa dulu Onesimus adalah suatu kehidupan yang sangat tidak berguna. Rasul Paulus mengatakan aku dulu orang yang sangat berdosa tapi aku diterima oleh Tuhan.

 

1 Timotius 1 : 12 - 16

“Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman.

Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus.

Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya : “Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa,” dan diantara mereka akulah yang paling berdosa.

Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal.”

 

Rasul Paulus dipenjara bukan karena kesalahannya yang dulu lagi, tapi  karena Kristus, sementara Onesimus melakukan kesalahan tetapi dia diselamatkan oleh karena ada teladan yang baik jadi rasul Paulus berani untuk menyatakan, terimalah Onesimus karena dia tahu perubahan hidup Onesimus. Persatuan dan kesatuan akan sangat berarti bila kita mengerti hanya oleh karena korban Kristus, Onesimus yang tidak berguna sekarang menjadi berguna, bahkan sangat berguna. Kita tempatkan diri kita sebagai orang yang kalau tadinya tidak berguna tapi sekarang berguna di dalam pekerjaan Tuhan. Persatuan dan kesatuan itu menghasilkan sesuatu yang berguna. Peribahasa : makan kacang lupa kulitnya, seringkali kita lupa sehingga melihat orang lain yang sedikit salah, kita hakimi sampai babak belur, lupa bahwa kita dulu juga berdosa. Rasul Paulus tidak pernah lupa siapa dirinya dulu, semakin tua dia berkata kepada Timotius bahwa dirinya dulu tidak baik. Orang yang melupakan dosanya yang telah diampuni, orang itu tidak maju rohaninya.

 

2 Petrus 1 : 3 – 9

“Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.

Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.

Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan dan kepada ketekunan kesalehan dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.

Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita.

Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan.”

 

Kadang kita lupa, siapa kita dulu dan secara tidak sadar kita tergelincir dan membuat orang lain tergelincir dengan sikap-sikap kita. Rasul Paulus menjadi contoh yang baik, semakin tua semakin rendah hati, sopan, semakin tua rohaninya semakin terbukti dengan tutur katanya yang indah. Sebenarnya dia bisa keras kepada Filemon karena dia tua tapi dia tidak lakukan itu. Onesimus yang tidak berguna, sekarang menjadi buah hati rasul Paulus. Kita orang berdosa, sekarang menjadi buah hati Tuhan. Kalau Tuhan mengizinkan kita ke sini ke sana untuk mengunjungi sesama, ayo, nyatakan bahwa kita menjadi buah hati Tuhan. Onesimus membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuktikan pertobatan hidupnya dengan beberapa kali diutus oleh rasul Paulus ke tempat-tempat tugas, sebelum dipromosikan untuk dikembalikan kepada Filemon. Tidak instant! Waktu dia berangkat ke Kolose, dia mengatakan, Onesimus adalah orang yang sangat setia.

 

Kolose 4 : 7 – 9

“Semua hal ihwalku akan diberitahukan kepada kamu oleh Tikhikus, saudara kita yang kekasih, hamba yang setia dan kawan pelayan dalam Tuhan.

Ia kusuruh kepadamu dengan maksud, supaya kamu tahu akan hal ihwal kami dan supaya ia menghibur hatimu.

Ia kusuruh bersama-sama dengan Onesimus, saudara kita yang setia dan yang kekasih, seorang dari antaramu. Mereka akan memberitahukan kepadamu segala sesuatu yang terjadi di sini.”

 

Persatuan dan kesatuan akan dilihat. Jangan lupa, dulu kita siapa dengan membuktikan bahwa kita sekarang lain dari yang dulu. Bukan oleh siapa-siapa, bukan karena jera masuk penjara, sudah masanya untuk dibebaskan, bukan, tapi benar-benar berubah. Seorang hamba Tuhan hari-hari ini harus mempunyai satu wibawa, untuk mempengaruhi orang berdosa supaya bisa datang kepada Tuhan, jangan justru membuat orang lain jatuh imannya karena ulah tingkah kita yang tidak beres.

 

Rasul Paulus menyelamatkan Onesimus, menjadikan sangat berguna dan disatukan kembali kepada Filemon. Siapakah kita ini? Jangan  lupa latar belakang kita! Mungkin dulu tidak berguna, seperti Onesimus, sekarang menjadi berguna lewat ujian,  dari hari ke hari membuktikan bahwa kita memang berguna dengan terjadi persatuan dan kesatuan. Kita berdoa supaya diri kita, mulai dari dalam rumah tangga, menjadi berguna, apakah sebagai suami, istri atau anak-anak, berguna di dalam keluarga supaya suami / istri, orang tua / anak-anak akan semakin berkembang dan berkembang lebih jauh. Onesimus disebut ‘anakku’ oleh rasul Paulus; kita orang yang berdosa dan terhilang, karena percaya Yesus kita diangkat dan diberi hak untuk menjadi anak-anak Allah. Betapa kita harus berterimakasih, dan tidak mengulangi hidup yang lama / duniawi dan yang sia-sia !

Enter content here

Enter supporting content here

SALAM SEJAHTRA DARI YESUS MEMPELAI PRIA SORGA  

Get Your Own Calender - www.free-blog-content.com